Hasil evaluasi kegiatan G. Bromo

G. Bromo secara geografis berada pada posisi 7º 56’ 30” LS dan 112º 37’ 00” BT dengan tinggi puncaknya 2329 meter dari permukaan laut. Sedangkan secara administratif terletak di Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan G. Bromo umumnya dalam kondisi normal dicirikan oleh hembusan asap kawah berwarna putih tipis sampai putih tebal, tekanan lemah dengan ketinggian berkisar antara 75 – 150 meter dari puncak, bau belerang tercium tajam.

II. Kegempaan

Pengamatan kegempaan G. Bromo dipantau dengan menggunakan seismograf PS-2 secara telemetri sebagai berikut:

A. 8 Februari 2011

* Pukul 00.00 – 06.00 WIB, Gempa Tremor menerus dengan amplituda maksimum 25 – 40 mm. 1 kali letusan amplitude maksimum 38 mm lama 35 detik.

* Pukul 06.00 – 12.00 WIB, Gempa Tremor menerus dengan amplituda maksimum 28-40 mm.

* Pukul 12.00 – 18.00 WIB, Gempa Tremor menerus dengan amplituda maksimum 25-40 mm. 1 kali letusan amplitude maksimum 39 mm lama 65 detik.

* Pukul 18.00 – 24.00 WIB, Gempa Tremor menerus dengan amplituda maksimum 25 – 40 mm. 3 kali letusan amplitude maksimum 40 mm lama 20-75 detik.

B. 9 Februari 2011

* Pukul 00.00 – 06.00 WIB, Gempa Tremor menerus dengan amplituda maksimum 35 – 40 mm.

III. Deformasi

A. Tiltmeter

* Pengukuran deformasi menggunakan tiltmeter menunjukkan tubuh G. Bromo mengalami inflasi sebesar 5 micro radian sejak 25 November s/d 14 Desember dan relatif stabil sejak 15 Desember 2010 baik pada Komponen Radial maupun Komponen Tangensial.

B. EDM

* Dari tanggal 25 November – 20 Desember 2010 pengukuran deformasi menggunakan EDM di titik ukur POS-BRO, POS-KUR dan POS-BAT. Tiitik ukur POS-BAT dari tanggal 21 Desember – 30 Desember 2010 menunjukan pemendekan jarak dari POS-BAT atau inflasi. Dan relative stabil sejak 31 Desember 2010.

IV. Visual

A. 8 Februari 2011

* Pukul 00.00 – 06.00 WIB, erupsi masih menerus, asap kawah kelabu tebal kecoklatan, tekanan sedang-kuat, tinggi asap ±400 – 800 m condong ke timur dengan membawa material abu vulkanik. Teramati lontaran material pijar dengan ketinggian ±300 m dari bibir kawah dan terlontar sejauh ±300 m. Tidak terjadi hujan abu di Pos Pengamatan G. Bromo.

* Pukul 06.00 – 12.00 WIB, erupsi masih menerus, asap kawah kelabu tebal kecoklatan, tekanan sedang-kuat, tinggi asap ±400 – 800 m condong ke timur dengan membawa material abu vulkanik. Teramati lontaran material vulkanik dengan ketinggian ±300 m dari bibir kawah dan terlontar sejauh ±500 m.sering terdengar suara gemuruh dan dentuman sedang sampai keras. Tidak terjadi hujan abu di Pos Pengamatan G. Bromo.

* Pukul 12.00 – 18.00 WIB, erupsi masih menerus, asap kawah putih kelabu tebal, tekanan sedang-kuat, tinggi asap ±400 – 800m condong ke timur dengan membawa material abu vulkanik. Teramati lontaran material vulkanik dengan ketinggian ±300 m dari bibir kawah dan terlontar sejauh ±300 m. Sering terdengar suara gemuruh dan dentuman sedang sampai keras. Tidak terjadi hujan abu/pasir di Pos Pengamatan G. Bromo.

* Pukul 18.00 – 24.00 WIB, erupsi masih menerus, asap kawah putih kelabu tebal, tekanan sedang-kuat, tinggi asap ±400 – 800 m condong ke timur dengan membawa material abu vulkanik. Teramati lontaran material pijar dengan ketinggian ±300 m dari bibir kawah dan terlontar sejauh ±500 m. Terjadi hujan abu di Pos Pengamatan G. Bromo.

2. 9 Februari 2011

* Pukul 00.00 – 06.00 WIB, erupsi masih menerus, asap kawah putih kelabu tebal, tekanan sedang-kuat, tinggi asap ±400 – 800 m condong ke timur dengan membawa material abu vulkanik. Teramati lontaran material pijar dengan ketinggian ±300 m dari bibir kawah dan terlontar sejauh ±500 m. Tidak terjadi hujan abu di Pos Pengamatan G. Bromo.

V. POTENSI BAHAYA

Aktifitas Bromo sejak tanggal 8 Desember 2010 fluktuatif yang dicirikan oleh erupsi yang berlangsung terus menerus dan sejak 19 Desember 2010 menyebabkan hujan abu vulkanik lebat dan lontaran material pijar yang jatuh di sekitar Kawah.

Kejadian erupsi terus menerus yang mengarah ke wilayah timur saat ini (9 Februari 2011) menyebabkan hujan abu tipis hingga tebal terutama di wilayah Desa Ngadirejo, Kecamatan Sukapura dan Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo. Dampak hujan abu vulkanik tebal sejak erupsi tanggal 19 Desember 2010 telah mengakibatkan gangguan terhadap aktifitas kehidupan terutama perekonomian dan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan warga dan lingkungan sekitar G. Bromo.

Mengingat potensi hujan masih akan terjadi di bulan Februari 2011 dan adanya endapan material abu dan pasir vulkanik dapat berpotensi menimbulkan terjadinya lahar.

Produk letusan G.Bromo tanggal 5 Februari 2011 berupa bom vulkanik ditemukan terlontar sejauh ±1200 – 1400 meter dari bibir kawah.

VI. KESIMPULAN

1. Aktivitas kegempaan didominasi oleh getaran tremor,intensitas visual erupsi masih menerus dan suara gemuruh serta dentuman sering terdengar dari Pos Pengamatan G. Bromo.
2. Deformasi saat ini mempunyai kecenderungan tubuh G. Bromo stabil.
3. Ancaman lontaran material pijar belum mengancam warga sekitar yang radiusnya diluar 2km namun kejadian hujan abu tipis hingga lebat telah mengganggu aktivitas fisik dan perekonomian warga masyarakat di lingkungan G. Bromo.
4. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa data kegempaan, visual, deformasi, dan potensi bahaya erupsi, status kegiatan G. Bromo sampai dengan tanggal 9 Februari 2011 pukul 06.00 WIB masih dalam status SIAGA (Level III).

Status kegiatan G. Bromo akan dinaikkan/diturunkan jika terjadi peningkatan/penurunan aktivitas yang dipantau secara intensif oleh Tim Ahli Gunungapi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Pos Pengamatan G. Bromo.

VII. REKOMENDASI

Sehubungan dengan status G. Bromo dalam status SIAGA, maka direkomendasikan

1. Masyarakat di sekitar G. Bromo diharap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang letusan G. Bromo, dan tetap menjaga kewaspadaan terhadap kejadian erupsi yang menerus. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (BPBD) dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo (selaku SATLAK PB) tentang aktivitas G. Bromo.

2. Masyarakat di sekitar G. Bromo dan pengujung/wisatawan/pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 2 km dari kawah aktif G. Bromo.

3. Dengan masih berlangsungnya hujan abu tipis yang cenderung mengarah ke utara – timur laut :

* Masyarakat wilayah tersebut agar menyiapkan/menggunakan masker penutup hidung dan pelindung mata.

* Bagi atap rumah masyarakat yang terkena dampak dari hujan abu vulkanik tebal, agar segera membersihkan atap bangunan, untuk mencegah robohnya atap karena beban berat.

* Mewaspadai tumbangnya pohon karena beban abu yang dapat memicu terjadinya longsor, yang dapat mengancam pemukiman penduduk dan pengguna jalur jalan.

* Masyarakat yang terganggu akibat hujan abu vulkanik terutama anak – anak dan masyarakat rentan lainnya, di sekitar G.Bromo dapat dilakukan pengungsian keluar wilayah hingga hujan abu lebat mereda.

* Direkomendasikan untuk segera dilakukan kajian penyebaran abu dan nilai ambang batas kandungan abu di udara untuk keselamatan penerbangan dari dan ke Bandara Juanda.

* Bagi masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Jurang Perahu, Jurang Nganten dan Sungai Sukapura agar mewaspadai kemungkinan terjadinya aliran lahar terutama bila terjadi hujan lebat di sekitar Cemorolawang, Ngadisari dan Ngadirejo.

4. Pemerintah Kabupaten Probolinggo diharapkan segera memasang papan-papan peringatan di lautan pasir yang menyatakan batas radius 2 km dari Kawah G. Bromo.

5. Pemerintah daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Bromo di Desa Ngadisari, Cemoro Lawang, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.
@PVMBG – Ditulis ulang oleh ; Bambang Supriyatna_TSR PMI Kab. Sidoarjo

Pos ini dipublikasikan di BERITA. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar